22 Des 2014

Jika, dan Lalu, dan Maka....

note: jangan nguap lebar2 dulu, ini nggak membahas tentang kebersihan kok.



Jika kamu melihat tanda itu. 


Lalu ada orang lewat yang membuang sisa apelnya begitu saja di sembarang tempat. Lalu kamu menegurnya sambil menunjuk tanda tadi. Lalu orang itu menjawab "Tidak tertulis bahwa dilarang buang sisa apel." dan berlalu dengan angkuh.

Lalu ada lagi orang lewat dan melempar sembarangan bungkus rokoknya yang kosong. Lalu kamu menegurnya sambil menunjuk tanda tadi. Lalu orang itu menjawab "Tidak tertulis bahwa dilarang buang bungkus rokok." dan berlalu dengan acuh.

Lalu ada lagi orang lewat dan mencampakkan tisu bekas ingusnya di tanah. Lalu kamu menegurnya sambil menunjuk tanda tadi. Lalu orang itu menjawab "Tidak tertulis bahwa dilarang buang tisu kotor." dan berlalu dengan segala rasa hebatnya.

..............................Jika begitu. Lalu apa yang ada dalam benakmu?

Mereka bodoh? Atau sok pintar? Atau menuntut untuk tertulis secara spesifik di papan aturan itu seluruh benda yang ada di muka bumi ini, yang jumlahnya mungkin trilyunan bahkan tak terbatas, baru mereka mau patuh?



Ih, konyol ya....??



JIKA begitu, LALU apa bedanya dengan kamu..................................

Yang menuntut dalil khusus di Al-Qur'an atau Hadits tentang pelarangan rokok atau narkoba misalnya? Padahal ATURAN UMUM-nya sudah jelas:

Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisaa: 29)

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.” (QS. Al Baqarah: 195)

Tidak boleh melakukan perbuatan yang membuat mudharat bagi orang lain baik permulaan ataupun balasan.” (HR. Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Albani)





JIKA begitu, LALU apa bedanya dengan kamu..................................

Yang menuntut dalil khusus tentang pelarangan mengada-ada sendiri suatu bentuk ibadah, atau juga merayakan hari2 lain selain hari raya Aidl Fitr dan Aidl Adha? Seperti Maulid Nabi, tahlilan, Isra' Mi'raj, tahun baru Islam, dll.

Padahal ATURAN UMUM-nya sudah jelas:

"Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak." (HR. Bukhari no. 20)

"Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak." (HR. Muslim no. 1718)





JIKA begitu, LALU apa bedanya dengan kamu..................................

Yang menuntut dalil khusus tentang pelarangan ikut hingar-bingar perayaan atau pengucapan bagi hari2 raya umat lain, padahal aturan umumnya sudah jelas:

 Lakum Diinukum Wa liyadiin
“Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku” (QS Al Kafiiruun: 6)

Oooh, it's that simple.

Jika ada yang simpel, tapi orang lebih memilih berribet-ribet, MAKA apa namanya? 

Siapa itu yang suka ribet? 

Ialah mereka yang hobi meminta dalil atau bahkan fatwa, untuk hukum yang sudah jelas ada, hanya malas mencerna.

Jika memang segala sesuatu harus tertulis satu persatu boleh atau tidaknya, MAKA sesungguhnya nasi itu haram, karena tidak ada satu pun ayat atau hadits yang menyatakan SECARA KHUSUS bahwa "Nasi itu halal". 

Think, wouldcha? :)  



Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

4 komentar:

Anonim mengatakan...

orang yg terlalu gemar meminta dalil, sesungguhnya patut dipertanyakan: mereka itu mencari kebenaran atau mencari PEMBENARAN?

-ty ka-

de asmara mengatakan...

wiihh mantep quote-nya Tyk!

Udah pindah alamat blog toh??

-ndutyke mengatakan...

yg lama masih, tp ditutup.
ada yg baru juga :)

cici mengatakan...

Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny

Posting Komentar