14 Apr 2010

NO ONE is really that perfect

30 tahun umur saya membuat saya banyak belajar menyikapi hidup.
  • Berusaha membuat senang semua pihak itu mustahil. 
  • Terlalu memikirkan omongan orang itu bikin susah diri sendiri, apalagi omongan2 negatif. 
  • Kalo sudah berbuat, ya sudah, tanggung saja kelak akibatnya dengan fair.

Jadi, nona manis, terimakasih untuk saran2 kamu. Yang jelas, yang berhak memojokkan saya sedemikian rupa untuk berbuat begini begitu dalam wilayah profesionalisme saya, bagi saya hanya ada dua. Pertama, bos2 saya (entah itu karena mereka memantau sendiri, atau hasil laporan dari user). Kedua, sahabat2 saya di kantor, yang mana niat sucinya memberi masukan ke saya sudah tidak perlu saya ragukan lagi.

Di luar itu, mohon maaf, tidak usah repot2.


Bos? Kamu jelas bukan. Sahabat? Yah, saya sih mau aja berkhusnuzon bahwa mungkin kamu menganggap saya begitu. Tapi melihat reaksi kamu di akhir2 argumen tadi, tatapan males, senyum tipis rada sinis, woooo.... yang masuk kategori sahabat saya sih ngga mungkin berbuat tak senonoh begitu.

Jadi apa tadi saya bilang? Tidak usah repot2.

Kesalahan yang saya perbuat dalam pekerjaan saya, biar saya yang nanggung akibatnya.

Andai ada orang yang akhirnya sebel sama saya di kantor misalnya, mari kita kembali ke sila pertama dan kedua. Saya nggak mau balik ke pribadi saya jaman sekolahan yang berusaha keras nyenengin semua pihak, dan akhirnya ribet sendiri, nggak bahagia sendiri.

Saya bukan miss perfect, so I won't act like one.

Ada yang sebel sama gue? Silahkeeennn...... Ada yang suka ngomongin di belakang gue? Selama nggak menimbulkan gatel2, silahkeeennn......

Untuk kamu tau, tidak ada satu orang pun di dunia ini yang disukai total sama semua orang. Tidak ada. And for your info, itu termasuk kamu (atau terutama kamu ya?).

Tau nggak kalo di belakang kamu, bhuaaanyak banget orang yang juga suka ngomel2 ngomongin kejelekan kamu? Mulai dari anak2 redaksi, anak2 studio, sampe anak2 di ruangan kamu sendiri! Hanya karena itu nggak pernah nyampe ke kuping kamu, bukan berarti kamu Miss Popular.

Tapi untungnya yaaaa.... kalo orang dah mulai gosip kanan-kiri tapi sparing partnernya tuh anak graphic, maka ga bakal kesamber deh. Anak2 graphic adalah anak2 paling damai di Metro. Gak pernah peduli isu ini itu. Maka jangan kompor2in saya untuk jadi orang2 kantoran yang tipikal itu. Yang hobinya ngrasani orang, dan lalu juga kalang-kabut kalo ada yang ngrasani dirinya.

Saya bukan orang yang anti dikoreksi. Tapi penjelasan saya di awal argumen kita tadi siang rasanya lebih dari cukup. Bahwa saya sudah melakukan segala sesuatu sesuai prosedur, dan bahwa ya saya bersedia memperbaiki diri ke depan untuk SELALU bertanya kapan grafik yang diminta itu akan tayang (kelupa'an saya hari ini bukan excuse), dan bahwa saya bersedia menerima segala resiko dari kesalahan saya sendiri. Ngarep apa lagi?

Tadi siang saya merasa sosok kamu bak office's sweetheart, kesayangan semua orang di kantor, yang merasa perlu memberikan tips2 untuk orang seperti saya agar juga bisa disukai semua orang seperti kamu. Hell, dear... please do some research before you appraise yourself waaaay too high in the sky. You're not really that angel.

Ha. Gak pernah2 gue ngeluh serius soal orang kantor. Hopefully this would be my first slash last one. Bukan karena ke depan gak bakal ada lagi orang2 yang nyebelin, tapi biarkan saya tenang sama prinsip saya selama ini....

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

0 komentar:

Posting Komentar