3 Sep 2010

Alangkah lucunya negeri ini



Mo tau cara terbaru untuk menghindari jerat hukum seandainya kamu habis melakukan suatu tindak kriminal? 

Berkaryalah!

Kalo bisa, berkarya jauh2 hari sebelum terlanjur berbuat tindakan melawan hukum, untuk antisipasi. Dan apa bentuk karyanya? Yah, standar, bikin lagu, nyanyi, ngeband, main film/sinetron..... pokoknya persempitlah kata 'berkarya' itu hanya menjadi milik dunia seni semata2. 

Semakin picik cara kita berpikir, maka kemungkinan untuk makin 'mahir' bersilat lidah membela diri dari hukuman penjara semakin terbuka lebar. Pokoknya dengan 'berkarya', kamu 'sah' untuk menyatakan diri sebagai orang yang tidak pantas dihukum.

Lho, saya nggak ngarang2 sendiri ini!

Udah banyak kok yang praktekin. Ariel, Samuel Kerispatih, dan Sheila Marcia, paling enggak.

Seperti latah, orang2 di sekitar mereka (pacar, orangtua, keluarga, pengacara, sampe para fans) mengeluarkan statement pembelaan diri yang kompakan ajaibnya....
"Dia ini sudah berkarya untuk bangsa Indonesia lho!"

*celingak-celinguk* Ini gue yang salah denger, apa mereka yang salah ngomong, apa guenya yang gila??

Lha, kalo udah berkarya untuk bangsa emang kenapa Pak, Bu, Adek2? Bukannya itu memang kewajiban kita semua ya sebagai warga negara untuk berkarya sesuai dengan bidang kita masing2?

Emangnya aturan dari mana kata 'berkarya' itu jadi hak paten milik dunia seni? Dan cuma bidang seni yang nongol di TV pula? Mungkin kalian perlu saya belikan kamus Bahasa Indonesia yang lebih cerdas dalam menerjemahkan kosa kata.

Emangnya aturan dari mana kalo kita udah berkarya lalu kita jadi kebal hukum? Atau  jadi nggak tau malu bawa2 hal (berkarya) yang sebenernya emang dilakuin sama semua orang? 

Siapa yang bilang kalo berkarya sama dengan berjasa? Lalu saat melakukan kesalahan, kita muka badak nuntut diingat dan dibalas 'jasa'nya? Lupa dengan uang ratusan juta yang masuk pundi2mu, bertukar dengan karya yang kau anggap jasa itu? 

Kalian telah menjualnya. Impas. Punya malu lah sedikit untuk terus teriak2 "Saya sudah berkarya! Saya sudah berjasa untuk bangsa ini!"

Dan seolah masih kurang konyol, ibu Sheila Marcia masih menambahkan dengan kalimat "Sheila ini aset bangsa!", "Sheila ini cuma korban!", "Sheila ini masih kecil!"

Pertama, semua WNI adalah aset bangsa Indonesia. Jangan GR, Bu.

Kedua, gue udah muak sama dalih 'cuma korban' yang selalu digaungkan oleh semua orang untuk kasus narkoba. Hukum ekonomi berlaku, ada demand maka ada supply. Kalo banyak orang 'membela' PSK dengan dalih "Ya kalo ga ada lelaki hidung belang yang mau pake mereka, mereka juga ga bakalan laku dan akhirnya gulung tikar. PSK ada krn yang make juga ada..."
Lalu kenapa teori yang sama tidak kita pakai untuk kasus narkoba? Hidup adalah pilihan, jangan menyalahkan orang lain atas pilihan yang kamu ambil untuk hidupmu sendiri.

Ketiga, saya mo kasih contekan aja buat semua orangtua dan calon orangtua di seluruh dunia. Bahwa sampe mereka umur berapapun, sampe anak kita punya cucu pun, anak2 kita akan selalu kita pandang sebagai 'bayi mungil' kita. Nggak salah, karena memang begitulah orangtua. Tapi ada waktu2 yang kurang tepat untuk menggunakan kacamata itu, mommies & daddies.

Saat Sheila melakukan kesalahan itu, umurnya sudah nyaris 20 tahun! Kalo ibu menggunakan kacamata sebagai seorang bunda terhadap putri kecilnya di kasus ini, maka hanya akan membuat melongo banyak pihak, terutama adek2 sepupu saya yang umur 14 aja belom... "Hah? Hampir 20 tahun itu masih kecil ya? Giling, udah nenek2 itu mah! Kalo segitu masih kecil gue apa'an dong? Janin?"

Begitu 17 tahun, kita sudah dianggap manusia dewasa oleh negara. Punya hak2 yang melebihi anak di bawah umur, tapi sekaligus juga harus punya dan berani bertanggungjawab melebihi anak di bawah umur. Malu dong mo ambil haknya aja, giliran tanggungjawabnya ngerengek2 bilang "Saya masih anak keciiilll...."

Ada fansnya Sheila di sini? 

Jangan menuduh saya antipati dengan Sheila. Tidak sama sekali. Bahkan tidak peduli kalo secara personal mah. Andai ibunya nggak pernah kasih statement2 konyol sebanyak itu, mungkin saya juga ga akan pernah terpikir untuk tulis2 nama Sheila Marcia di blog saya.

Ini nggak saya khususkan untuk satu nama. Ini tentang siapapun yang kasih dalih ajaib. Kalo dalih 'sudah berkarya', 'aset bangsa', 'cuma korban', 'masih kecil', dll... terus didengungkan, lalu lama2 kuping masyarakat Indonesia makin terbiasa, karena terbiasa lalu mulai membenarkan,.... walah, kalo gitu siap2 aja coming soon dalih2 yang lebih ajaib dari yang sudah ada saat ini. 

Mungkin kelak akan muncul kalimat pembelaan "Tapi rambut dia indah sekali, menghibur siapapun yg melihatnya. Bagaimana kalo dia dipenjara, hanya akan membatasi jumlah orang2 yang dapat terhibur melihat rambutnya....Padahal menghibur orang kan berpahala. Berarti dengan memenjarakan dia, telah menghalangi kesempatan dia untuk berpahala." 

Terdengar aneh? Tidak masuk akal? Hanya karena kuping kalian belum terbiasa aja kok. Kalo kata salah satu teori komunikasi siiih.... "Terkadang, kebenaran itu adalah kebohongan yang disampaikan berjuta2 kali."

Membela orang yang kita sayang itu harus, tapi jangan dengan cara yang menjerumuskan (dan ga nyambung).

Saya sangat salut sama Roy Marten. Ada spekulasi dia dijebak dalam 2 kali penangkapannya untuk kasus narkoba. Tapi apa tanggapan Roy Marten? 
"Sudahlah, saya tidak mau menyeret2 nama lain. Andai saya tidak melakukan ini (memakai narkoba, maksudnya) tentu ini semua tidak akan terjadi."

Bravo! Gentle sekali. 

Melakukan kesalahan adalah part yang tidak mau saya bahas, apalagi hujat, karena kita semua melakukan kesalahan dengan bentuk yang berbeda2. Tapi berani mempertanggungjawabkan konsekuensi dari perbuatan/kesalahan diri sendiri adalah tindakan yang luar biasa berhargadiri di mata saya.

Tau film seri Sex & the City kan? Carrie Bradshaw keren banget ya jeeeung... di situ? Nah, kutipan yang mo saya ambil ini sama sekali bukan dari serial Sex & the City, melainkan dari serial Friends :p 

Joey Tribiani dengan jeniusnya pernah bilang....

DON'T DO THE CRIME,
IF YOU CAN'T DO THE TIME!
"Jangan bikin tindak kriminal, Kalo lo ga bisa terima konsekuensi hukumannya!"









.

.

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

16 komentar:

Unknown mengatakan...

setuju
setuju
setuju

aset bangsa
biar tetap berkarya

itu yang ngajarin ngomong ya pengacara
supaya hakim dapat "memaklumi" perbuatan terdakwa

Anonim mengatakan...

betul des,seribu kebohongan adalah sebuah kebenaran (pada akhirnya bila disampaikan terus menerus)

paling gampang menyalahkan orang lain,dan itu kategori orang pengecut. berani berbuat berani bertanggung jawab,gak perlu menyalahkan orang lain lagi.

Gilang Wicaksono mengatakan...

hihihi jangan dihukum lah mereka kan cantik2 n cakep2, sayang kalo sekedar jadi pajangan di penjara XD

kynya kalo sy yang jadi ortu nya mereka, mending ga komen apa2 deh, ngumpet aja, liburan ke lombok ato raja ampat gitu. lagian emang ada keharusan ngasi klarifikasi ato pembelaan ke publik yah??_?

ellysuryani mengatakan...

Iya Des, negeri kita memang lucu. Dari kasus artis, soal aspirasi wakil rakyat, dll. Gak ngerti mau kemana kita ? Negeri lucu sekali.

de asmara mengatakan...

.
@Sugeng
usaha (dari pengacara) yang sia2... kalo hakimnya waras sih yaaa...


@Didot
iya Dot. Dan orang kita tuh paling gampang yg namanya kemakan proses pencucian otak.


@Gilang
Nah, lama2 statement pembelaannya kaya' kalimat lo itu Ru. Konyol parrraaahhhh...!! ^^


@Newsoul
Saking lucunya ampe ga bisa ketawa :(
.

Pakde Cholik mengatakan...

Berkarya atau tidak berkarya, kalau salah ya jebloskan saja ke penjara nduk.

Wah rasanya sudah setahun saya tidak mampir ke blogmu ya, apa kabar, sehat2 kan.

salam hangat dari Surabaya

Juminten mengatakan...

hahaha... iya, betuuuulll... banyak pener pembelaan-pembelaan yg ga masuk akal yg kerap kali keluar dr mulut para fans, kerabat, atau pun keluarga selebriti yg akan dipenjara itu.
dan yak, setujuuuu... ga cuma selebriti aja kok yg berkarya.
semua orang, berkarya berdasarkan perannya sendiri-sendiri dlm hidup ini.

Puwi mengatakan...

bravo des sm tulisan lo ini.
sejujurnya gw kangen bgt buat ngobrol ngalor ngidul sama lo. kangen bgt sm kekritisan lo terhadap suatu hal. kangen sama sudut pandang lo yg kadang ga pernah kepikiran sm gw.

ttg yg di atas, gw jg baru sadar. iya yah, impas juga gitu loh si artis2 itu udah mendapatkan banyak pundi2 emas, tp giliran dpt masalah lgsg mengatasnamakan diri anak bangasa yg berprestasi shg ga pantas dihukum.
plis deh.. udah impas gitu loh :D

de asmara mengatakan...

.
@Pakde Cholik
Nah ya saya juga maunya gitu Pakde!!

asiikk akhirnya Pakde maen2 kesini lagi, dan kali ini sukses bisa komeng (dulu katanya gagal terus kan?)

@Juminten
alhamdulillah temen saya pinter2 kaya' kamu... hihihi...

@Puri
uuuuu Puwiii.... miss yu tu somaaaatt!!
makan siang sama lo dulu tuh treasure bgt, kita bisa obrolin apa'an aja. Miss those moments :'(
.

nh18 mengatakan...

Saya setuju dengan pak De Cholik ...
Barkarya atau tidak berkarya ...
bahkan ... Berjasa atau tidak berjasa ...
(menurut saya ...)
Jika terbukti bersalah ... ya harus bertanggung jawab, menanggung konsekuensinya ...

BTW ...
Maap ... Sheila itu siapa ya De ??
(ihik ...)

cus mengatakan...

sipp, kalo gitu saya mau jadi artis dulu, trus mbunuh orang. pasti nanti dapet keringan hukuman, nanti tinggal ngomong "seandainya saya ga ngelakuin ini (bunuh orang), ini semua ga bakal terjadi" .. trus bakal tambah banyak orang yg simpati sama saya. well done!

de asmara mengatakan...

he...? kayanya ada sebagian yg ga nyambung sama isi postingan gue...

guys, kalo ga baca utuh, mending jangan tarik kesimpulan prematur ya.

Gue sama sekali gak mendukung para kriminil. Ini sinisme gue thdp mrk yg merasa bisa bebas dari jerat hukum hanya dg dalih sudah 'berkarya'.

mbok baca dulu yg bener.

saya nggak simpati sama Roy Marten sbg kriminil, saya simpati sama sikapnya yg tidak menimpakan kesalahannya pada orang lain, dan tdk berdalih SUDAH BERKARYA...

sekali lagi, tolong baca baik2 dari awal sampe akhir. Kalo cuma baca ujung2nya doang, mnding ga usah sama sekali, krn kesimpulan yg kalian ambil pasti jadinya ngaco deh...

salam

cus mengatakan...

lha sama, saya juga lagi sinis ini, bukannya nuduh situ mbela kriminil, kok jadi salah paham gini? T T

coba deh dibaca lagi baik-baik komentar saya di atas: mangsutnya yg simpati itu ya sebagian besar rakyat indonesia (kecuali mbak asmara tentunya), seperti dalam kasus ariel-luna.

trus konteks penyesalan ala saya ("seandainya saya ga ngelakuin ini") itu kan ga diembel2in sama spekulasi dijebak ala roy marten seperti tulisan mbak. jadinya y beda, walopun kata-katanya hampir sama. kalo dalam konteks saya itu namanya "ngeles" atau "nyari simpati". gitu.

sebenarnya kita ini ada di pihak yg sama.

wah, maap y kalo jadinya malah miss interpretasi kayak gini, maklum saya kan idiot :)

de asmara mengatakan...

ooo, ternyata kita lagi dalam rangka sinis2an, hehehe...

ya udah kalo gitu kamu satu genk sama saya! tos!

ma'ap yaaa, ternyata saya yg salah paham *malu2 mau*

cus mengatakan...

iya duooong, saya kan ga mau kalah sinis sama mbaknya, hehehe .. btw, tulisannya bagus-bagus loh saya suka :)

bliyanbayem mengatakan...

judul tulisannya kayak judul film...

salam kenal mba! ^_^

Posting Komentar