________Kalum dan Kyai Ping________
Belum satu huruf pun aku tulis tentangmu hingga detik ini. Sekarang pun sebenarnya tidak mau, belum mau.
Belum mau mengakui pada diri sendiri bahwa engkau terbaring lemah tak berdaya sejak seminggu lalu, belum berani mengakui bahwa ini semua benar2 serius terjadi, belum ingin mengakui pada dunia tentang 'kejatuhan'mu, .....
Penderitaanmu sangat berat di sepanjang hidup. Aku tidak berani menyebutnya 'terlampau', karena aku yakin semuanya sudah terukur olehNya. Tapi menatap matamu yg nanar semalam, menahan sakit, seolah berteriak lemah dan serak, seolah meminta tolong pada siapapun yg menghampiri, yg hanya mampu menangis memandangmu, yg hanya mampu melantunkan Surat Yasin berharap mampu mengalirkan sedikit ketenangan di antara hentakan napasmu yang terhela hanya karena mesin itu masih membantu memompanya.... melihat matamu itu, terlintas pemikiran yang aku tidak yakin apakah itu salah atau benar....
"Yaa Rabb, dia pasti lebih bahagia jika Kau bergegas memeluknya kembali."
Mungkin permohonan yang salah, tapi biarlah. Aku hanya ingin manusia suci ini, kakak pertamaku ini, akhirnya bisa merasakan kebahagiaan yang mungkin belum pernah dikenalnya sepanjang hidupnya...
.