27 Agu 2009

Insya Allah = Nggak janji ya

Budi anduk *nama samaran*: Lo puasa hari ini, Des?
Desy Suri Holmes: Insya Allah.
Budi anduk: *Mengangguk, trus asik lagi sama komputernya*

2 detik kemudian Budi Anduk nengok lagi,

Budi anduk: Kenapa sih orang2 kalo ditanyain puasa apa enggak suka jawab 'Insya Allah'??

Desy Suri Holmes: Karena kita gak pernah tau apa yg bakal terjadi sedetik ke depan. Kalo gue jawab iya dengan takaburnya, tau2 gue 'dapet', batal kan puasanya?
Budi anduk: Iya juga ya. *berpaling lagi ke komputernya*

3 seperapat detik pangkat 7 kemudian nengok lagih...

Budi anduk: Tapi kaya'nya kalo jawab 'Insya Allah' tuh kaya' nggak pasti, gitu. Kaya' nggak niat puasanya.
Desy Suri Holmes: Itulah salah kaprahnya kita dalam memaknai kata 'Insya Allah'. Kata itu di Indonesia diartikan sebagai sesuatu yang antara iya dan tidak, atau semacem "Nggak janji yeee..." atau "Liat ntar deh".
Padahal, 'Insya Allah' adalah janji tertinggi, yang harus diupayakan dengan segenap usaha mewujudkannya, dan hanya Sang Maha Berkehendak yang bisa menggagalkannya.
Budi anduk: *cengengesan*

Miris.

Miris banget rasanya saat mengetahui ada kalimat "Insya Allah Indonesia apa Insya Allah Pakistan, nih?" ketika salah satu dari kita melontarkan janji diiringi kata 'Insya Allah'. 'Insya Allah Indonesia'..... dimaknai seperti percakapan di atas. Sementara 'Insya Allah Pakistan' adalah janji yg serius dan bersungguh2.

Bagaimana mungkin dua kata yang mulia yang diajarkan Baginda Rasul kita bisa dimaknai begitu berbeda??

Malu dan sedih banget saat di ruangan kerja gue dihampiri 2 orang yang beragama Nasrani dari departemen lain . Salah satunya berbincang2 dengan temen gue, lalu saat harus melontarkan janji, salah satu orang yg beragama Nasrani tadi mengucapkan 'Insya Allah'. Mungkin karena sudah sangat memasyarakatnya istilah2 Islami dalam kehidupan sehari2 kita, maka lazim juga kita temui orang2 yg beragama lain menggunakan istilah2 Islam.
Lalu teman yang satunya lagi menyikut orang itu dan berbisik (sayang kekencengan jadi 1 ruangan bisa denger) "Heh, apaan sih lo 'Insya Allah-Insya Allah'! Nggak pasti banget! Udah yang pasti2 aja deh!"

Reaksi pertama gue adalah menoleh kaget, lalu merasa marah karena dia menghina ajaran dalam agama gue. Tapi seorang teman di kemudian hari memberikan pencerahan. "Mungkin kita sebagai umat Muslim perlu berintrospeksi, Des. Kita juga yang salah, orang Islam sendiri yang menyepelekan kata 'Insya Allah' tersebut. Mereka (umat agama lain) hanya menangkap apa yang sudah terjadi selama ini." Hell, bener juga ya?

Kalo kita sendiri menyepelekan ajaran2 dalam agama kita, bagaimana kita bisa berharap saudara2 dari keyakinan lain mau menghargainya? Kalo kita sendiri aja nggak ngerti makna yang sesungguhnya luar biasa di balik ajaran2 agama kita, apalagi mereka? Bukan mereka yang salah. Kita sendiri!

Ayo benahi lagi pemahaman kita tentang kata yang mulia ini.

Ketika kata 'Insya Allah' dalam sebuah janji terucap, maka itu adalah suatu jaminan akan sebuah kepastian bahwa kita akan menepati janji tsb apabila ditinjau dari sisi kapasitas kita selaku 'manusia', terkecuali Allah berkehendak lain barulah hal itu tidak bisa terealisasi.

'Insya Allah' adalah bentuk pernyataan komitmen tertinggi yang bisa kita sampaikan, tidak ada yang lebih tinggi lagi. Namun secara bersamaan, kita juga mengimani bahwa setinggi apapun komitmen dan keinginan kita untuk menepati janji, tetap ada Allah yang akhirnya menentukan apakah janji kita terhalang atau dikabulkan-NYA. Sesuai makna harfiah dari kata insya Allah: Jika Allah berkehendak/menghendaki.



Mulai sekarang, kalo memang nggak yakin mampu memenuhi suatu janji, lebih baik katakan saja, "Maaf, saya nggak bisa janji, ya." Kalo memang nggak ingin sama sekali, jangan berbasa-basi menggunakan kata 'insya Allah', berdiplomasilah dengan cara yang lain.

Bukan ingin menggurui. Hanya mencoba ber-amar ma'ruf nahi munkar dari setitik yang gue tahu.

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

23 komentar:

Unknown mengatakan...

Saya juga turut prihatin dengan pemahaman yang salah dengan kata insya Alloh. Saya setuju banget dengan uraian di atas bahwa kata itu bukan dalam rangka tidak mau tapi bahwa sesuatunya akan diusahan dengan maksimal. Cuma kita tidak dapat memastikan karena ketidaktahuan kondisi yang akan datang yang semua bergantung kepada Alloh swt. Kesimpulannya ternyata amar ma'ruf adalah kewajiban kita bersama agar pemahaman keislaman kita semakin baik.
Tks pencerahannya

Dinoe mengatakan...

Saya setuju..udah saatnya kita membenahi bahasa...dan mengatakan apapun jika memang tidak mampu ....jadi kata-kata insya Allah tdak disalah artikan....salam persahabatan..

BrenciA KerenS mengatakan...

Insya Allah saya komen disini...

banyak yang belum ngerti ya.. pada itu ungkapan janji yang paling tinggi

Tanti Kursyaf mengatakan...

hahahhahahha.....kayanya gue kenal tuh sapa budi anduknya.....hahahahhahahha....

@n9in mengatakan...

betul3,jeng. Insya Allah sebetulnya dipakai disaat hati sudah yakin 100% untuk bisa menepati janji.Cuman, kita jg tidak bs menafikkan faktor-X. Kitanya sudah yakin betul2,tapi kalau Allah tidak mengizinkan ya mau gimana lg.100% usaha kita,100% diserahkan ke Allah...

de asmara mengatakan...

@tanti:
ahhh sok tempe lo aahhh... emang syapaa??

de asmara mengatakan...

@Brencia:
kok blog-mu yg 'Brencia & her thoughts' error? ga bisa kubuka? trus broken link, ga bisa dimasukin blogroll

@angin:
kmana aja jeeeeng, dah lama ga nongol ^^

suzhu BITES mengatakan...

mungkin insya Alloh disamakan dgn budaya kita yg suka gag pasti, klo mo diterjemahin kebahasa Indonesia artinya beda, ato gag ada bahasa yang mampu untuk mnjelaskannya. kan bahasa Al-Quran bahasa Alloh, makanya perlu banget Ilmu buat mengerti Al-Quran. klo gag ada ilmu ya seperti kejadian diatas itu

de asmara mengatakan...

@suzhu BITES:
enggak say, AlQuran memang wahyu dari Allah, tapi Rosul menyampaikannya ke dalam bahasa manusia (tepatnya bhs Arab). Insya Allah secara harfiah diartikan sebagai: Jika Allah berkehendak. Sesimpel itu :)
kita aja sbg umat yg mungkin malas utk mempelajarinya... mungkin....

DUNIA POLAR mengatakan...

mbak..... pa kabar :D, eh mau nanya 3 seperapat detik pangkat 7 tu kira2 klo di jdiin menit brp mnit yah??? hihihihi....

natazya mengatakan...

yessssssss bener banget!!!!

orang itu sekarang salah banget mengartikan Insya Allah... yang lebih parah adalah salah seorang temen gw yang NonI, kalo lagi ditanya mau dateng ke suatu acara dan dia ga mood mood banget dia bilang "Insya Allah ya..." karena dia pernah bilang mending bilang insya Allah nya orang Islam ajalah... artinya kan GIMANA NTAR :p

we sud be asshamed...

de asmara mengatakan...

@Polar:
Huy...! gue langsung klik link-nya, ternyata dirimu masih hiatus ya? kirain dah kambek... 3 seperapat detik pangkat 7 = 3 ditambah seperapat detik dipangkatin 7. gitu aja kok repot? hihihi

Hayo! Polar termasuk seperti cerita di atas ngga??? >,<


@Natazya:
makanya dimulai dari kita Nat... jgn males jelasin ke orang2 saat salah kaprah ini muncul di percakapan sehari2. kita berusaha kembalikan lagi ke makna yg sesungguhnya :)

suzhu BITES mengatakan...

btw, koq turunya dalam bahasa arab ya? en kenapa Islam turunnya ditanah arab? hehehe aq ngsih pe-er nih.

btw, keknya pemerintah kita perlu direvolusi supaya dpt bibit unggul

Narzis Blog's mengatakan...

Hihihi, ia bener...
Sekarang udah salah persepsi...
Banyak yg kira kalo ngomong gitu berarti tanda'x nggak pasti....

Btw, salam kenal :)

MONOKROM mengatakan...

terkadang kita memang seperti mechanis menggunakan uangkapan-ungkapang yang import timur tengah tersebut....karena import kita terkadang gak dong benar makna sesungguhnya...jadinya sering meleset implementasinya he..he..he...

belajar blog mengatakan...

saya setuju ama kata mbak
justru salah kaprah itu kita sendiri yang salah menilai
kayak yang di tipi2 ntu, terutama sinetron2 yang memberikan pengertian lain tentang makna Insya Allah (saya lupa, tapi itu sinetron religi)

koleksi mainan mengatakan...

Kalo kata Insya Allah saja bisa disalah artikan, bagaimana dengan arti jihad sesungguhnya

Ratusya mengatakan...

iya sih balik lagih ke kitanya, kalo bikin janji yang ga pasti jangan pake Insya Allah.

DUNIA POLAR mengatakan...

Insya Allah,hihihi.... ^,^v

Kabasaran Soultan mengatakan...

Semuanya sudah terbalik-balik dan salah kaprah.
Sebuah jawaban bijak " Insayaallah" kok bisa-bisanya artinya mengalami penurunan kemuliaan sebagai sebuah jawaban yang paling pas.

Duh .......
Insya Allah besok2 berkunjung lagi.

ubaidina mengatakan...

Assalamualaikum.
Mbak...kemana aja nih, lama enggak cerita2. Sibuk khatamin Alquran ya?

de asmara mengatakan...

wa'alaikum salam :) hehe, seneng deh ada yg merasa kehilangan... lagi males nulis aja, tapi ini aku nongol lagi jeng... baca lalu tepuk tangan yah? eh berlebihan, komen aja udah cukup kok ^,^

Pusat Alat Kesehatan Online mengatakan...

setuju, mengingat masih banyak saudara kita yang salah memahami makna insya allah(sama seperti saya :) )

Posting Komentar