11 Jul 2010

I cried last night

Taukah kamu

semalam tadi

aku menangis,

mengingatmu, mengenangmu....

Aku rindu padamu. Sangat.


Aku percaya takdir. Dan aku percaya kelahiran termasuk di dalamnya. Dan yang lebih aku percaya lagi, adalah bahwa bagian yang berhak untukku hanyalah 'usaha dan doa'. Hasil akhir utuh berada dalam genggamanNya.

Tapi, aku hanya sangat merindukanmu....

Bukan sebuah ketidak-ikhlasan. Apalagi sebuah gugatan. Na'udzubillah, semoga tidak pernah terlintas. Ini hanya seperti bagaimana kita merindukan seseorang yang telah 'berpulang', tanpa bermaksud tidak mengikhlaskan kehendak Tuhan akan kepergiannya.

Insya Allah aku ikhlas, tapi aku hanya rindu. Sangat rindu. Hingga tanpa sadar air mataku mengalir semalam, saat kukira kau yang akan datang bertamu, ternyata tamu yang lain yang Tuhan putuskan untuk kirim padaku....

Lalu ayahmu mengecup kepalaku berulang2, lalu ia dan kakakmu memelukku yang tidur meringkuk menangis tanpa suara.

Selepas nifas pertamaku dulu, setiap bulan aku selalu berharap kau yang datang, bukan tamu yang satu itu :') Dan saat lagi2 bukan kau yang bertamu, aku dan ayahmu selalu tertawa dan mendongak ke atas, bertanya padamu "Kira2 kapan Tuhan putuskan kau turun ke dunia, nak? Sabar ya......"

Dalam bayanganku, jika memang kau ditakdirkan ada, maka saat ini kau sedang berloncat2an di atas sana dengan sedikit tidak sabar sambil berulang2 berkata "Momi Papi ngapain aja sih? Ayo dong cepetan, aku udah nggak sabar pengen gabung sama kalian nih!!"

Canda itu hanya bertahan dua tahun. Kemarin malam, aku tidak mampu mentertawakannya lagi.  Aku begitu merindukanmu....

Jika tadi aku mengumpamakan ini sebagaimana kita merindukan seseorang dalam hidup kita yang telah 'berpulang', maka rasa rindu ini lebih membingungkan dari itu. Karena sesungguhnya, kau belum pernah benar2 ada dalam kehidupanku. Bagaimana mungkin rasa rindu ini bisa menyamai rasa rindu seperti saat aku tak bertemu kakakmu 5 menit saja, sementara kakakmu memang telah mengisi hari2ku selama sekian tahun?

Bukan, sayang. Ini bukanlah ambisi semata2 untuk memenuhi target memiliki jumlah anak sekian orang. Kau jauh lebih berharga dari itu. Aku ingin merasakan rahimku dititipi keberadaanmu, aku ingin memperjuangkan hidup matiku untuk melahirkanmu, aku ingin merasakan nikmatnya memeluk, mencium, dan merawatmu, karena ....... aku mencintaimu. Itu saja.

Dan jika ternyata sejak awal Tuhan memang tidak pernah menuliskan keberadaanmu, di hatiku kau tetap ada :')


from here
.

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

9 komentar:

Dewi mengatakan...

Sabar ya....

Aku jadi malu sendiri, betapa aku sangat menginginkan tamu bulananku rutin bertandang dan menangis sedih ketika sedikit saja tamu itu telat...padahal disisi lain...banyak orang yang merindukan dengan amat sangat agar tamu yang lain yang datang...

karena ga patut dibaca umum...posting tentang itu hanya untuk pribadi saja.

TETAP SEMANGAT...

BTW, menangis itu obat yang sangat mujarab untuk menghilangkan sesak di dada....jadi menangislah jika ingin menangis...

de asmara mengatakan...

.
@Dewi
ga perlu malu kok mbak, kan keinginan + rencana masing2 orang berbeda :)

kalo banyak orang bilang Tuhan akan kasih sesuai dg yg kita butuh (bukan yg kita ingin) itu memang bener banget, tapi aku ga pernah ngerasa berdosa punya keinginan... itu manusiawi banget dan Tuhan ga larang kan? yang gak boleh itu maksain keinginan.

menangis (pada porsinya) memang obat mujarab, bener bgt mbak! abis itu lega, dan bisa cengengesan lagi, hehehe...
.

Juminten mengatakan...

Mbak... Aku baca postingan ini berulang2 tp tetep aja aku ga terlalu ngerti.
Takut cuma menduga2 karena salah nangkep.
Tp apapun itu... Kalo saat ini aku ada di dkt mbak, aku pasti udah meluk mbak.
Yg tegar ya, mbak... :) I know u can. ;)

de asmara mengatakan...

.
@Juminten
beribet ya kalimatnya? begini mbok Jum, daku sedang menantikan kehadiran dede' buat si Kaka'. Hehe. Lagi rada mellow kemaren :')
.

nh18 mengatakan...

Komentar saya mungkin klasik ... dan generik ...

Tetapi saya mengatakannya dengan sungguh-sungguh ...

Jika sudah sampai waktunya ... yang ditunggu pasti akan datang ...

Salam saya Bu

nh18 mengatakan...

And out of topic

Baru hari ini saya bisa buka Blog De Asmara Figurine lagi ... selama ini selalu nyangkut terus ...
kira-kira kenapa ya Bu ...

Salam saya

Anonim mengatakan...

syukuri apa yg ada dulu deh,kamu sangat beruntung udah punya satu darah daging sendiri.

betapa rindunya kami2 yg belum punya darah daging sendiri ;)

de asmara mengatakan...

.
@NH18
klasik dan generik, itu yang saya suka, soalnya murah meriah om... hihihi, obat kali

makasih ya om NH :3

@Didot
iya Bro, dg atau tanpa adanya kerinduan punya anak lagi pun, keberadaan Kalum pastinya sangat-amat gue syukuri dan sayangi. Kalian2 para temen bloger lah yg paling tau segila apa cinta kasih gue buat Kalum melalui tulisan2 tentang dia di blog ini.

kita saling mendoakan aja ya....
.

Puwi mengatakan...

hug buat momi kalum :')

Posting Komentar