5 Apr 2010

Mau dilempar kemana mereka?

Bangsa edan...!

Tangan suami2 mereka dulu berlumur darah demi masa depan bayi2 mereka kelak. Menangis mereka dulu membayangkan andai kita mesti hidup dibantai penjajah seperti yang mereka alami, airmata mereka itu lalu jadi kekuatan untuk melawan dan merebut kemerdekaan.... demi siapa? Demi kita. Bahkan kita yang dulu mungkin belum terlahir.

Sekarang, menangis lagi mereka dari alam sana, melihat istri2 yang mereka tinggalkan, renta, tak berdaya, dan dihakimi, diusir ke jalanan.... oleh siapa? Oleh bayi2 yang dulu mereka pandang penuh cinta kasih, yang dulu memberikan kekuatan, kini bayi2 itu tumbuh seiring waktu..... dan berubah menjadi monster! Na'udzubillahhh... ampuni kami yang durhaka dan lebih hina dari setan ini ya Tuhan.

PADA DASARNYA, Gue adalah orang yang paling menentang alih fungsi rumah dinas TNI/Polri atau rumah dinas instansi apapun itu. Gue nggak pernah tergugah sama ibu2, keluarga2, yang menangis di TV karena mereka diminta keluar secara paksa dari rumah dinas karena masa dinas suami/ayah mereka sudah habis.


Karena kita mesti melihat segala sesuatu secara obyektif. Jangan terhalang oleh apapun, termasuk dramatisasi air mata.

Kembalikan semua pada posisi awalnya. Dalam hal ini, RUMAH DINAS ya RUMAH DINAS. Pengertiannya sangat simpel: rumah yang digunakan selama masa dinas seseorang di instansi terkait.

Jadi ya jangan meraung2 minta rumah itu jadi milik pribadi dong kalo masa dinasnya selesai. Apalagi sampe ditempatin selama 7 turunan. Ampe turunan yang ketujuh itu rasa memiliki sama tu rumah udah berurat berakar, jadi deh pas diminta keluar dia histeris..... menganggap dia diusir dari rumahnya. Eling dong agan2 sekaliannn.... yang bukan hak ya jangan diaku-aku sebagai hak dong! Nggak, gue nggak kasian liat kalian. Justru mestinya kalian berterimakasih udah nempatin tu rumah GRATIS ampe berketurunan2 di luar masa yang semestinya.

Tau nggak, sama aja kaya'.... gue minjemin elo pena Rotring selama elo jadi sekretaris gue, dan begitu masa jabatan lo sebagai sekretaris gue kelar, dan gue minta tu Rotring buat dipake sama sekretaris berikutnya demi keberlangsungan pekerjaan dengan baik, eeehhh...... lo nangis2 Cinta Fitri season 17.... dan memaki2 gue sebagai orang jahat dan kejam. Dan lalu mengungkit2 'jasa-jasa' lo selama ini udah bantuin gue nulis ABCD selama lo jadi sekretaris gue.

Ekskyusmoaaa..... ini PROFESI, gan! Apa yang lo lakuin, jadi TNI/Polri itu adalah profesi. Itu pilihan lo, ga ada yang maksa. Lo dibayar untuk apa yang lo lakuin. So, stop sebut2 itu sebagai jasa. Lebih tepatnya lo jual jasa. So udah impas saat elo/suami/bokap lo terima gaji. Nggak beda dengan gue yang berprofesi sebagai graphic designer, nggak beda sama tukang jahit di dekat rumah gue, nggak beda dengan bokap gue yang Polisi. Ayo kembalikan pengertian PAHLAWAN itu pada tempatnya, seperti pernah gue tulis dikit di sini dulu.

Tapi selalu ada pengecualian untuk setiap hal. Percayalah, selalu ada.


Dan untuk kasus ini, janda2 veteran, atau terutama veteran itu sendiri, adalah salah satunya.

Bukan pemerintah yang ngusir melainkan kasus hukum perum pegadaian? Hoooii pemerintah, bayarin itu berapapun utang yang diributin sama tu pegadaian! Bukan hanya sepantasnya mereka dibiarkan hidup dengan tenang hingga akhir hayat yang tidak lama lagi itu di rumah dinas...... malah seharusnya mereka diberi saja rumah dinas itu! Itu pun jauh dari cukup. Mereka lebih pantas dihadiahi rumah mewah satu satu! Sumpah itu gak ada apa2nya dibanding jasa2 mereka!

Nah, mo bicara JASA, guys???? Mereka yang lebih pantas. Malu lo ngomong2 jasa sementara para pahlawan kemerdekaan yang masih hidup dan janda2nya aja diusir dari rumahnya. Elo berbuat dan dibayar. Mereka? Bertaruh nyawa dan TIDAK DIBAYAR! Itu lebih pantas disebut jasa.

Darah mereka yang berkorban buat kita puluhan tahun lalu masih segar dalam bayangan, dalam buku2 sejarah yang kita pelajari di sekolah. Tapi semudah itu kita durhaka.

Jangan nunggu ada kasus dulu baru dibantu pak, mohon didata siapa2 saja mereka, dan berikanlah kehidupan yang layak. Mereka lebih pantas hidup mewah dibanding Gayus dan kroni2nya.



.

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

19 komentar:

BrenciA KerenS mengatakan...

emang kasian ya beliau0beliau ini... di saat masa tuannya seharusnnya bisa menikmati dengan enak, eh malah direcokin sama orang2 yg punya kepentingan lain.

Brencia[dot]kom emang baru agustus 2009 say... tp kalo Mama dio Kerens dah dr 2008 :) masih nyubie banget nih... heheheh

didot mengatakan...

tajam banget bu desy...

sebuah kritik pedas (kalo kripik pedes sih enak hehehehe :D ) buat pemerintah

selain kasus kek gini di indonesia tercinta ini sering juga masalah lahan tidur yg dipake sementara oleh warga ,ada bangunan semi permanen yg didirikan ,kemudian saat lahan mau dipake empunya malah mereka minta ganti rugi...

apa2an ini? gak tau malu... udah bagus selama tinggal disitu gak diminta bayaran sewa,kalo hitungan sewa aja mereka harusnya yg bayar kali kepada pemilik lahan? wong cuma numpang...

yah itulah tapi diindonesia,mereka tetep nuntut ganti rugi gak mau tau,mudah2an hati nurani mreka bisa bicara,karena ganti rugi itu jelas haram hukumnya,untuk apa duit itu?? kalo gak jelas itu haram gan... dan itu akan menjadi murka Allah kelak... naudzubillah

Sou Stalker mengatakan...

saya gak begitu ngerti,,
cuma mampir n ngucapin met pagi aja deh. .
hehehe. .

Tanti Kursyaf mengatakan...

cape yah kalo bahas soal ketidakadilan yang makin ngeges di negara ini... u_u

tapi gue percaya, Allah pasti punya rencana yang jauh lebih indah buat janda2 itu. n_n

Thariq mengatakan...

dilema mbak...memang sih scr objektif itu bukan hak mereka lagi...

Juminten mengatakan...

aku jg sebenarnya ga terlalu ngerti ttg masalah ini, sih. :)
tp yg pasti, memang ada hal yg ga sesuai dgn yg seharusnya.
kadang, yg namanya "kesalahan" itu sudah mendarah daging.
jd dianggap sah-sah aja.
padahal mereka sendiri tau itu salah.

Unknown mengatakan...

SeLALu SaJA adA yaNg MeNjaDi kaUM yaNg teRtiNdaS..
SeHaRuSnYa iNi MeNJadi peMbeLajaRaN baGi kiTa,
aGaR LebiH MeMpeRHatiKaN MeReKa2 yaNg teRtiNdaS..

www.aldoakira.blogspot.com

de asmara mengatakan...

.
4 all:
intinya, gue pada dasarnya GAK SETUJU dg 'perebutan' rumah dinas jadi rumah pribadi, KECUALI utk kaum veteran dan para janda beliau2. krn mo bales pake apa pun juga jasa2 mrk ga akan sanggup kita balas.
kalo emang itu ttp salah, yah pemerintah sediain rumah pribadi dong biar mereka ga hidup terlantar dan diusir sana sini kaya gitu...

just to sum up. in case ada yg ga nyambung sama isi postingan di atas.
.

de asmara mengatakan...

komen Brenz & Didot kok menghilang? I didn't delete it guys :(

Anonim mengatakan...

iya nih?? kenapa menghilang ya?? padahal daku susah payah lho berbagi cerita :(

Dewi mengatakan...

mm...mau komen dikit ya dari sisi pemerintah. satauku (krn baru-baru ini ikutan meeting yg mbahas mslh kesejahteraan sosial) ada jaminan sosial yang berkelanjutan bagi para pejuang, perintis kemerdekaan dan keluarga pahlawan nasional.

tunjangan pejuang dan perintis kemerdekaan itu diberikan dlm bentuk tunjangan kesehatan, tunjangan hidup dan tunjangan perumahan.

tunjangan bagi keluarga pahlawan nasional (istri/suami dan anak) diberikan dlm bentuk tunjangan kesehatan, tunjangan hidup, tunjangan perumahan dan tunjangan pendidikan..

Nah, kalo ada kasus seperti itu, menurutku itu karena kurang koordinasi saja. Kalo ada yg bantu para janda veteran trsbt utk lapor ke pemerintah (kementerian sosial) atau minta penghapusan utang ke pegadaian dgn bukti-bukti bhw beliau-beliau ini janda veteran, pasti semua masalah bisa selesai...wong tunjangan segala macam aja disediain pemerintah kok...masa...kasus gadai menggadai begini ga dibantu

Pegadaian hanya menjalankan SOP, dan tentu saja SOP itu bisa dikecualikan jika ada kasus-kasus tertentu....istilahnya..kebijakan khusus lah...

so...dear...kalo ga bisa ke jakarta buat lapor langsung ke kementerian sosial...di daerah pasti ada dinas sosial..dan sbg public service...mereka juga harus pro aktif utk apa-apa yg menjadi bidang tugas mereka....

BTW...aku ga tau ini kasus yg mana si? secara berita di TV akhir2 ini cuman ngomongin si Gayus yg bikin institusiku jadi dipukul rata semuanya....sigh...

Dewi mengatakan...

jiahhh...banyak banget komengku...

Anonim mengatakan...

eh komengku muncul lagi hehehehe :D

btw kalo gak mau dikasih rumah dinas buat veteran perang dan janda2nya ya mereka kudu ditempatkan sama2 disebuah panti yg dijamin pemerintah,jadi tidak terlantar. toh mereka pasti lebih suka hidup bareng2 dengan teman2 waktu mereka masih muda dulu deh hehehe (sotoy dotcom)

giru mengatakan...

ak bingung mw komen apa^^
kalo masa kerjanya habis emang ga langsung disuruh keluar dari rumah dinas ya? kok bisa nempatin sampe lama gitu?

rumah mahal, sama sekali ga ada bayangan gimana caranya nanti beli rumah T_T

giru mengatakan...

oh jadi ini urusannya sama pegadaian yah, sori ga ngikutin britanya :p hehehe

selalu ada pengecualian untuk semua hal <== setuju banget ama pernyataan ini

de asmara mengatakan...

.
mbak Dew:
makasih bgt mbak infonya. semoga pada prakteknya seindah teorinya, dan para veteran + janda veteran nggak dipersulit utk mengurus hak2 mereka.

mslhnya, banyak yg merasa 'malu hati' utk dateng2 minta dibiayain idupnya, dan tdk mau dianggap pamrih dlm perjuangan mrk dulu.

so, sebaiknya selain membuka pendaftaran, pemerintah juga pro-aktif mencari tau siapa saja sih para veteran itu? jangan salahkan mereka atas rasa 'malu hati' itu. kita yg mestinya tau diri....

Didot:
yeay! nongol lagi!! Blogspoooottt..... knp siihhh???

de asmara mengatakan...

.
Giru:
emang selalu ada kan pengecualian utk segala hal? :)

narkotika haram utk dikonsumsi meski cuma setitik , kecuali utk alasan medis. heroin utk penenang atau pain killer sesuai dosis yg tepat misalnya

aurat haram utk diekspos ke yg bukan muhrim, kecuali juga utk alasan medis. melahirkan atau operasi misalnya

menggambarkan manusia telanjang tidak patut, kecuali utk pelajaran anatomi tubuh manusia(berguna utk ilmu kedokteran)

ini bukan bias atau standar ganda. tapi sekeras2nya larangan/peraturan apapun, PASTI ada pengecualiannya, tapi BUKAN berdasarkan subyektifitas
.

nh18 mengatakan...

De ...
Saya tidak mau dikatakan sok melo atau sok melankolis ...
tapi jujur saja ... air mata saya menetes menyimak berita mereka di TV
kasihan mereka

Saya bingung ...

Salam saya

de asmara mengatakan...

waddooh, nampaknya om NH termasuk yang salah nangkep juga nihh... coba baca ulang ya om, kalo liat para janda veteran ini sih aku bukan cuma sedih, tapi sampe tahap naik pitam sama yang ngusir mereka...

yang aku ga setuju itu orang2 di luar veteran dan janda veteran yang menyerobot rumah dinas jadi milik pribadi.

baca paragraf2 terakhirnya ya ^^

Posting Komentar