8 Apr 2009

HEROES?

Apa yg bakal gue tulis ini dilematis banget, sbnrnya.

Beberapa hari belakangan di tv lagi rame berita Fokker27 yang jatuh di Bandung saat para anggota TNI AU sedang latihan. Pesawat itu jatuh menimpa hanggar dan hancur berkeping2, bersama seluruh isi di dalamnya. 27 orang tewas, Innalillahii... semoga mereka meniggal membawa tabungan amal yang baik, amin.

Gue (dan banyak org Indonesia lainnya) tentu ikut berduka. Hanya saja gue selalu dibingungkan dengan 'kepergian' anggota TNI yang selalu identik dengan dikuburkan di makam pahlawan. (Memang nggak semua, karena terkadang ada keluarga yang meminta jenazah sang alharhum utk dimakamkan di kampung halaman atau makam keluarga.)

Tentu bukan salah mereka, mereka juga tidak meminta dimakamkan di taman makam pahlawan. Tapi pemerintah ini lho, yang menurut gue menggiring opini masyarakat bahwa kalau anggota TNI gugur itu pasti pahlawan. Mohon maaf sekali lagi, bukannya gue gak menghargai mereka yg 'pergi', tapi keobyektifan harusnya gak dipengaruhi oleh apa pun termasuk kematian, kan? Dan insiden pesawat fokker27 yang jatuh ini cuma jadi pemicu buat gue utk nulis tentang ini, hal yg udah lama banget ganggu pikiran gue.

Lalu berita2 mengenai fokker jatuh ini diiringi lagu 'Gugur Bunga' (yg notabene lagu utk pahlawan), dan beberapa stasiun tv mengucapkan belasungkawa yg juga ditulis utk 'PARA PAHLAWAN YANG GUGUR'. Gue pun sukses menjadi bingung total.

Apa definisi 'pahlawan' itu sebenarnya? Menurut definisi sederhana gue: mereka yang telah berjasa bagi kepentingan orang2 di komunitasnya. Saat kita menyebut 'pahlawan bangsa', tentunya komunitas itu mengacu ke bangsa yang bersangkutan.

Telah berjasa, berarti telah melakukan jasa. Apakah beliau2 yg tewas dalam kecelakaan kemarin telah melakukan jasa? Mungkin ada yg bakal jawab "Sudah, sesuai dg masa baktinya bekerja di AU". Tapi, bekerja di AU itu menurut gue hanya sebuah profesi. TIdak berbeda dg kita yg bekerja dengan profesi kita masing2. Tidak harus menjadi seorang anggota TNI utk berguna & berjasa bagi bangsa kita, kan? Semua tergantung itikad dan usahanya.

Bahkan bukan tidak mungkin menjadi anggota TNI malah jadi sarana bagi sebagian orang utk melanggengkan perbuatan2 yg berdosa, karena mereka punya 'kekuatan'. Jadi sekali lagi, utk dicap pahlawan rasanya tergantung individunya. Bukan semata2 masuk ke salah satu angkatan bersenjata, lalu 'gugur'. Apalagi ini baru latihan, bukan perang yang sesungguhnya. Kalau memang begitu, rasanya para anggota tim SAR dan PMK yang gugur saat sedang bertugas jauh lebih pantas menyandang gelar pahlawan itu. Tapi adakah dari mereka yang dimakamkan di taman makam pahlawan saat mereka gugur? Bahkan tanpa perlu gugur dalam tugas, mereka tetap pahlawan yg sesungguhnya. Mengakui siapapun sebagai pahlawan, tidak perlu menunggu orang tersebut mati dulu kan?

Sebaiknya taman makam pahlawan diganti namanya menjadi 'Taman Makam TNI' saja. Karena jika ukuran kepahlawanan hanya dipagari dengan status mereka yg legal pergi berperang, maka kalau begitu hapus saja ibu Kartini dari daftar pahlawan bangsa kita.

Ayolah, jangan mempersempit makna yang sesungguhnya begitu dalam dan luas yang terkandung dalam sebuah kata, 'pahlawan'.

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

11 komentar:

chaos@work mengatakan...

giling deh lo.

itu lah ya sometimes yg terjadi terlalu rutin or udah jadi kebiasaan, menjadi sesuatu yg legal dan berarti "loh memang begitu kan yg seharusnya? abis kalo gitu, gimana lagi?" tapi elo bisa gitu loh mikir ke situ. gue aja enggak! sometimes kalo gue ngeliat sesuatu, ya udah aja gitu. but you thought of it. postingan lo ini gak sekedar for the sake of posting daripada udah lama gak posting2.lo bisa membeberkannya dgn cara yg simple gak ribet, yg akhirnya menggiring gue utk berpikir "bener juga ya ni anak..".

Seriously, I cannot disagree more with what you have writen there. I, too, have a same thought.

de asmara mengatakan...

giling dehhhh.... karyawannya si STUPID BOSS itu reply ke tulisan gue! hahahaaaa!! tengkyu, jeng! i'm ur blog junkie! please keep on working there *LOL*

bening mengatakan...

wow, keren boss postingannya
meski mambacanya membuatku tersenyum kecut (mangga kali kecut)he he eh...

de asmara mengatakan...

makasih jeng bening ^_^ kok malah tersenyum kecut sih?

@n9in mengatakan...

hiksss...daku sih berprasangka baik aja.jika takdir berkata lain,misalnya tdk ada kecelakaan ini semoga mereka benar2 cikal pahlawan rakyat.sehingga tepat untuk diperlakukan spt pahlawan.tapi,atas nama kemanusiaan daku turut berbela sungkawa atas musibah ini.

de asmara mengatakan...

nggak ada yg berprasangka buruk thdp para almarhum kok. tp bukan cuma mereka yg bisa jadi cikal bakal pahlawan. para dokter, guru, aktivis lingkungan, atlit, petugas PMK, tim SAR, dll... mereka pun bisa dianggap pahlawan jika melaksanakan profesinya dg benar.

yg aku sayangin, penyempitan makna yg berasal dari pemerintah, seolah2 pahlawan semata2 adalah mereka yg berseragam Angkatan Bersenjata.

@nginBumi mengatakan...

---yg aku sayangin, penyempitan makna yg berasal dari pemerintah, seolah2 pahlawan semata2 adalah mereka yg berseragam Angkatan Bersenjata--- iya betul sekali.mereka jg pahlawan dibidangnya masing2

astrid savitri mengatakan...

Bener juga. Arti pahlawan emang sering brenti cm pd tanda jasa, pangkat, dan seragam tentara - gak pernah perang gpp asal pernah ikut latihan, hehe..

Di Jogja, di taman makam pahlawan - percaya gak percaya: makam Jendral Soedirman enggak berada di sana, yg ada cm patung beliau di hall pintu masuk utama. Makanya kalau cari nama beliau di tembok di mana nama2 'pahlawan' yg dimakamkan disana - gak bakalan ketemu. Ironis ya, jendral sehebat beliau kalah sama tentara kroco yg gak pernah ikutan perang :)

DE mengatakan...

rasanya setiap orang itu pahlawan dalam bidangnya masing

de asmara mengatakan...

@ astrid savitri:
TNI masa perjuangan kemerdekaan sgt layak disebut pahlawan. mereka berjuang mempertaruhkan nyawa tanpa digaji. itu yg disebut pengabdian utk bangsa.

saat Soeharto belum lagi mati, orang2 sudah ribut memaksakan gelar pahlawan utknya. sementara Bung Tomo, yg perjuangannya murni, yg tidak pernah tersandung kasus korupsi, baru mdpt gelar pahlawan pada akhir tahun 2008! berpuluh2 tahun setelah merdeka, yg mana kemerdekaan tsb hasil perjuangannya jg. IRONIS...

de asmara mengatakan...

@DE:
dg catatan: setiap orang yg mendedikasikan kemampuan di bidangnya dg cara yg 'lurus' :)

Posting Komentar