Berapa banyak dari kita yang benci dengan sifat rasis? Sifat arogan yang mendiskriminasi satu atau lebih warna kulit, bentuk rambut, besar mata, ......dan stereotip2 negatif yang menyinggung kebudayaan tertentu.
Pasti banyak yang acungin jari.
Tapi seberapa banyak dari kita yang sadar bahwa ternyata kita yang katanya benci dengan sifat rasis dan orang2 yang rasis ini, ternyata juga bagian dari apa yang kita benci itu? Termasuk kamu2 yang tadi angkat jari? Termasuk saya sendiri mungkin?
Nggak perlu jauh2. Liat aja iklan2 kita. Semua produk pemutih kulit dan pelurus rambut. Apa yang salah dengan warna kulit lain? Apa jeleknya rambut bergelombang, ikal, keriting? (well, pengecualian buat cewek2 yang lurusin rambut temporari ya, karena gue tau hari ini lurusin rambut besok lo pada blow kriwil2... that's not racist i guess, that's just being centil, hehe...)
Yang paling parah iklan produk lotion S**n White, saat si cewek yang berkulit sawo-sangat-matang berteriak di tengah lapangan sekolah "KOK NGGAK ADA YANG MAU SIH JADI COWOK AKU?!", lalu keluarlah 'saran' untuk menggunakan si produk biar si cewek jadi putih dan jadi ada yang mau naksir.
Okey, suka warna kulit apa itu soal selera. Tapi kata2 'NGGAK ADA YANG MAU JADI COWOK AKU' karena dia berkulit hitam, ini bukan lagi soal selera. Ini sudah penghakiman, bahwa kalo lo nggak putih, maka gak bakalan ada yang mau naksir.
Ah itu masih kejauhan. Yang lebih deket aja deh. Seberapa banyak dari kita yang seneng kalo anak atau ponakan kita yang lahir, ternyata kulitnya putih?
Bosen gue denger ibu atau ayah yang berkeluh kesah tentang anaknya yang baru lahir..."Tapi dia kulitnya nggak seputih kakaknya, yang ini agak hitam..." dengan wajah penuh duka seolah2 anaknya terlahir tanpa kepala.
SERIUS KAH??! Aib kah buatmu, Bunda? Bencana kah ini buatmu, Ayah??!
Gue menatap si mungil yang begitu lucu itu dengan penuh iba. Dia terlahir utuh dan sempurna, tapi itu belum cukup buat ayah bundanya. Dia tidak putih.
Putih dianggap sebagai bersih, sedang warna selain itu dianggap kotor dan hina. Ah ayolah jangan sok mengatakan kalo kata2 gue ini berlebihan. Kalo memang kalian tidak berpikir begitu, lalu kenapa kalian begitu memuja2 kulit putih kalau bukan karena menganggap sawo matang itu masalah?
Salah satu teman gue sejak anaknya belum lahir berdoa mati2an agar kelak jika anaknya lahir lebih 'nurunin' kulitnya dibanding kulit suaminya yang gelap. Salah satu teman gue yang lain lagi, bersyukur luar biasa saat anaknya yang terlahir dengan kulit agak gelap, makin lama berangsur-angsur memutih.
Tetangga2 yang menjenguk Kalum saat baru lahir, sebagian besar memberikan harapan ke gue tanpa gue minta dengan kalimat2 semacam ini, "Wah merah banget ya? Tenang Des, kalo merah berarti ntar tandanya dia bakal putih....." gue tersenyum aja mendengarnya, ga ngerti mesti seneng apa sebel.
Dan pada kenyataannya, kulit Kalum memang agak kecoklatan, sawo matang yang maniiisss sekali buat gue :)
Gembul pernah protes saat gue memanggil Kalum dengan nama "Kucing hitamkuuuuu.....!!". Dia bilang dia nggak suka kucing item *apa hubungannya mbul?*. Tapi okelah gue ralat, bukan karena gue bermasalah sama kulit hitam, tapi lebih karena gue baru tersadar Kalum bukan hitam.
Maka sekarang selain Kucing Kecil, gue juga suka memanggil Kalum dengan sebutan "Kucing cokelatkuuuuu.......!!!". Yang ini bener dong? Buat gue dia memang mirip makhluk kesayangan gue (kucing), dan kulit dia berwarna sawo matang. Cuma aja ga mungkin kan gue panggil dia dengan 'Kucing sawo matangkuuuu.....!??'
Pas masih bayi dulu karena sering2 dijemur, makin eksotislah warna kulitnya. Menjelang makin gede, gue makin jarang jemur, so kulitnya nggak sehitam dulu.
Saat itulah, tiap ketemu tetangga, atau temen, meluncurlah kata2 sejenis ini..."Kok Kalum sekarang putihan sih Des?" atau "Kalum sekarang putih ya? Cakep nih gini.". Tinggallah gue bengong.
Ada trauma apa sih antara orang Indonesia dengan kulit asli mereka?
Terimakasih buat pujiannya, tapi menurut gue pribadi, Kalum tetap nggak masuk kategori putih. Kulit dia bener2 ngambil mami papinya banget yang sawo matang, dan gue nggak masalah dengan itu. Dia tetap anak yang paling ganteng buat gue. Mo lo bandingin sama anak2 lain yang kulitnya bule2 juga gak membuat gue gak pede kok, karena gue memandangnya dengan hati, bukan dengan kepicikan.
Jangan ajak2 gue untuk rasis.
.
9 komentar:
setuju mbak...iklan itu bener2 rasis
mungkin, dan ini hanya mungkin
orang tuh punya kecenderungan ga puas sama ras nya sendiri
ras kita, sawo matang yg aslinya cenderung gelap, mengidam2kan kulit yg lebih terang
ras kaukasian dan mongoloid asia timur bakal bersyukur kalo punya keturunan yg berkulit lebih gelap dari induknya ( lha emg ayam... )
dan orang-orang negro bakal sangat bahagia klo punya keturunan yg cenderung putih ( ga tau apakah harapan mereka ini pernah terkabul :p )
Hehe, advertising itu tidak saja rasis, juga tidak rasional, lebaynya kebangetan. Masa gara-gara jerawat sebiji, cewe digambarkan kehilangan PD, dunia seperti mau kiamat karena urusan jerawat sebiji.
mmmh...gue mengaku..gue salah satu juga yang suka ngenyek orang yang kulitnya ga lebih putih dari gue...*ngeplak pala,guyur aer,tuang sampo...heheheh...
ya abis gimana lagi,emang kulit gelap agak kurang menarik...dan itu udah jadi selera kebanyakan orang...tapi banyak juga kok yang kulitnya ga putih dan tetep digemari orang2..contoh : chef fara quinn..jangan yang laki,gue aja demen liatnya..hahahhah..
ketan...maap, maksud gue tanti...
gue quote kata2 lo ya--> "ya abis gimana lagi,emang kulit gelap agak kurang menarik...dan itu udah jadi selera kebanyakan orang..."
SALAH BESAR! lebih tepatnya selera yang dicetak oleh media, hasil dari terpaan bertahun2 dari proses pencucian otak
jaman nyokap gue dulu, orang gak bermasalah dengan kulit gelap. sampe taun 80-an pun seleb2 masih bersawo-matang ria: paramitha rusady, dian nitami, titi DJ, dll...
tapi liat mereka sekarang: PUTIH SEMUA2NYA. kenapa skrg? ya skrglah result dari penyeragaman selera oleh media.
di Afrika, dulu model2 bodi cewek yg digemari cowok adalah yg berisi. begitu terjadi globalisasi, media menerpa dan membombardir mereka dg tampilan gadis2 ceking mekingking, selera bergeser tanpa mereka sadari.
@gilang
gue setuju banget sama pendapat lo, Ru. kebanyakan orang (atau dlm hal ini ras) lebih menginginkan apa yang ada di ras lain. kesimpulannya? nggak bersyukur...
tapi merubah warna kulit sendiri sih terserah, asal jangan 'memprovokasi' orang untuk punya pemikiran sesempit mereka juga. itu aja.
ya bukannya emang begitu yah?semua berubah seiring berjalannya waktu dan berkembangnya jaman...
normal ah...bisa aja taun kapan lagi...orang pada rame2 menghitamkan kulit...it`s normal.
intinya mah labil sih des...hahahhaha...
tren mo mengarah kemana silakan aja, selama nggak jadi bersifat diskriminasi terhadap hal2 yg Tuhan udah takdirkan.
baca kan bagian tulisan gue yg bilang betapa banyaknya orangtua yg kecewa saat anaknya terlahir nggak putih? wah hati2 itu tren ya... salah2 dianggap Allah ngga tau diri & kufur nikmat, udah dikasih anak sehat & normal bukannya sujud syukur malah berdukacita utk sesuatu yg gak prinsip
hitam atau putih sama saja,yg penting hatinya,kalo bisa harus putih alias bersih :D
Posting Komentar